Menulis Karya Melalui Resensi
Nama : Calvin
Chandra XI AK
Kelas : XI AK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Guru Pembimbing : Aemilia Dessy S.
Kelas : XI AK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Guru Pembimbing : Aemilia Dessy S.
Rangkuman
Bab VII
MENILAI KARYA MELALUI RESENSI
MENILAI KARYA MELALUI RESENSI
Pernahkah kamu membuat resensi? Apakah resensi itu? Resensi merupakan pertimbangan
baik-buruknya suatu karya. Orang yang menyusun resensi disebut peresensi. Dalam
meresensi sebuah buku, haruslah objektif, sesuai dengan kualitas isi buku.
Sebelum melakukan resensi, kalian harus mengetahui dahulu unsur-unsur dalam
resensi.
Untuk membekali kemampuanmu, pada bab ini kamu akan belajar:
1. membandingkan isi berbagai resensi untuk menemukan sistematika sebuah
resensi;
2. menyusun sebuah resensi dengan memperhatikan hasil perbandingan beberapa teks resensi;
3. menganalisis kebahasaan resensi dalam dua karya yang berbeda; dan
4. mengonstruksi sebuah resensi dari buku kumpulan cerita pendek atau novel yang dibaca.
2. menyusun sebuah resensi dengan memperhatikan hasil perbandingan beberapa teks resensi;
3. menganalisis kebahasaan resensi dalam dua karya yang berbeda; dan
4. mengonstruksi sebuah resensi dari buku kumpulan cerita pendek atau novel yang dibaca.
Untuk membantu kamu dalam mempelajari dan
mengembangkan kompetensi dalam berbahasa, pelajari peta konsep di bawah ini
dengan saksama!
A. Membandingkan Isi Berbagai Resensi untuk Menemukan Sistematika Sebuah
Resensi
Pada
pembahasan pertama ini, kita akan membandingkan isi teks resensi. Resensi
adalah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenaisuatu karya baik itu
buku, film, atau karya lain. Tugas penulis resensi adalah memberikan gambaran
kepada pembaca mengenai suatu karya apakah layak dibaca atau tidak.Hal-hal yang
dapat ditanggapi dalam resensi ialah kualitas isi, penampilan, unsur-unsur,
bahasa, dan manfaat bagi pembaca. Unsur- unsur atau sistematika yang terdapat
dalam resensi di antaranya sebagai berikut.
1. Judul resensi
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan (memperkenalkan pengarang, tujuan pengarang buku, dan lain-lain)
4. Inti/isi resensi
5. Keunggulan buku
6. Kekurangan buku
7. Penutup
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan (memperkenalkan pengarang, tujuan pengarang buku, dan lain-lain)
4. Inti/isi resensi
5. Keunggulan buku
6. Kekurangan buku
7. Penutup
B. Menyusun
Sebuah Resensi dengan Memperhatikan Hasil Perbandingan Beberapa Teks Resensi
Berdasarkan objek karyanya, resensi terdiri
atas bermacam-macam jenis. Seperti yang terdapat di dalam contoh di atas, ada
resensi untuk novel; ada pula yang berupa kumpulan cerpen. Berdasarkan objek
tanggapannya, ada pula yang berupa film, drama, lagu, buku ilmu pengetahuan,
lukisan, dan karya-karya lainnya. Dengan perbedaan-perbedaan objek karya itu,
informasi yang kita dapat pun akan bermacam-macam pula. Misalnya, dari resensi
novel atau kumpulan cerpen, informasi yang kita dapatkan adalah tentang alur,
penokohan, latar, dan hal-hal lainnya yang terdapat di dalam buku-buku cerita
itu. Berbeda halnya apabila resensi itu tentang buku populer, informasi yang
kita dapatkan berupa sejumlah ilmu pengetahuan yang dapat memperluas wawasan
kita tentang topik yang dibahas oleh buku itu.
C. Menganalisis Kebahasaan Resensi dalam Dua
Karya yang Berbeda
Tentang
kaidah kebahasaan teks resensi, telah kamu pelajari pula dikelas VIII. Namun,
untuk lebih jelasnya, amatilah kembali contoh-contoh teks resensi di atas.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut tampak bahwa teks resensi memiliki
kaidah-kaidah kebahasaan seperti berikut.
1. Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
2. Banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudian, akhirnya.
3. Banyak menggunakan konjungsi penyebababan: karena, sebab.
4. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau
rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal ini ditandai oleh kata jangan, harus,hendaknya,
1. Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
2. Banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudian, akhirnya.
3. Banyak menggunakan konjungsi penyebababan: karena, sebab.
4. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau
rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal ini ditandai oleh kata jangan, harus,hendaknya,
Kata-kata
tersebut merupakan contoh kata serapan. Kata-kata itu berasal dari bahasa
Inggris. Memang dalam perkembangannya, memang Bahasa Indonesia menyerap unsur
dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun asing. Salah satu masalah
yang dihadapi dalam penulisan unsur serapan tersebut adalah penyesuaian ejaan
dari bahasa lain itu ke dalam bahasa Indonesia. Khususnya dengan bahasa asing,
ejaan-ejaannya itu memiliki banyak perbedaan dengan yang berlaku dalam bahasa
Indonesia. Pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan berkaitan dengan penulisan
unsur serapan itu. Secara umum peraturan-peraturan itu adalah sebagai berikut.
1. Satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf,
terkecuali untuk bunyi ng, ny, sy, kh yang diwakili oleh dua huruf. Contoh: kromosom bukan khromosom, foto
bukan photo, retorika bukan rhetorika, dan tema bukan thema.
2. Penulisan kata serapan harus sesuai dengan cara pengucapan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Misalnya: cek bukan check, tim bukan team, taksi bukan taxi, dan aki bukan accu.3. Penulisan kata serapan diusahakan untuk tidak jauh berbeda dengan kata aslinya. Contoh: aerob (Inggris: aerobe) bukan erob, hidraulik (Inggris: hydraulic) bukan hidrolik, sistem (Inggris: system) bukan sistim, frekuensi (Inggris: frequency) bukan frekwensi.
2. Penulisan kata serapan harus sesuai dengan cara pengucapan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Misalnya: cek bukan check, tim bukan team, taksi bukan taxi, dan aki bukan accu.3. Penulisan kata serapan diusahakan untuk tidak jauh berbeda dengan kata aslinya. Contoh: aerob (Inggris: aerobe) bukan erob, hidraulik (Inggris: hydraulic) bukan hidrolik, sistem (Inggris: system) bukan sistim, frekuensi (Inggris: frequency) bukan frekwensi.
Tahukah
kamu bahwa tujuan utama resensi buku ialah memberikan tanggapan atas isi buku
sebagai informasi kepada calon pembaca buku itu. Tanggapan itu dapat memotivasi
pembaca resensi atau menjadi tidak berminat membaca buku yang diresensi itu. Di
samping itu, resensi buku merupakan umpan balik bagi penulis buku untuk menyempurnakan
isi buku tersebut pada edisi terbitan berikutnya. Tujuan meresensi buku hendaknya
menjadi acuan bagi penulis resensi dalam mengembangkan resensi yang disusunnya
dan juga sebagai salah satu kriteria bagi media yang akan memublikasikannya. Dalam
menyimpulkan sebuah resensi perlu penguasaan atau teknik tertentu, misalnya
menguasai isi buku, memiliki daya analisis, dan menguasai teori tentang buku
yang diresensi. Pada pembahasan ini, kamu harus menyimpulkan teks resensi
berdasarkan unsur kebahasaannya, misalnya dari penggunaan kalimat dan
penggunaan jenis kata.
D. Mengonstruksi
Sebuah Resensi dari Buku Kumpulan Cerita atau Novel yang Dibaca
Evaluasi
terhadap karya sastra semacam novel lazim disebut dengan resensi, yakni ulasan
terhadap kualitas suatu novel. Resensi ditulis untuk menarik minat baca
khalayak untuk membaca novel yang diulas. Unsur persuasif sering ditonjolkan
dalam resensi. Dengan adanya resensi, pada khalayak timbul keinginan untuk
membaca novel itu dan turut mengapresiasinya. Dengan demikian, resensi juga
berfungsi sebagai pengantar dan pemandu bagi pembaca dalam menikmati novel
tersebut.
Menulis resensi
tidaklah mudah. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan beberapa persyaratan.
Berikut persyaratan tersebut.
1. Penulis harus memiliki pengetahuan di bidangnya.
Artinya, jika seorang penulis akan meresensi sebuah novel, maka ia harus
memiliki pengetahuan tentang teori novel dan perkembangannya.
2. Penulis harus memiliki kemampuan menganalisis. Sebuah buku novel terdiri atas unsur internal dan eksternal atau yang lebih dikenal dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik. Seorang penulis harus mampu menggali unsur-unsur tersebut.
3. Seorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding. Artinya, penulis akan membandingkan sebuah karya lain yang sejenis. Dengan demikian, ia akan mampu menemukan kelemahan dan keunggulan sebuah karya.
2. Penulis harus memiliki kemampuan menganalisis. Sebuah buku novel terdiri atas unsur internal dan eksternal atau yang lebih dikenal dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik. Seorang penulis harus mampu menggali unsur-unsur tersebut.
3. Seorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding. Artinya, penulis akan membandingkan sebuah karya lain yang sejenis. Dengan demikian, ia akan mampu menemukan kelemahan dan keunggulan sebuah karya.
Demikian adalah
ringkasan yang dapat saya berikan. Terimakasih
Sumber : https://drive.google.com/file/d/13AIpIOUMI62K4GC7wf8MUq6xuvwQFtq6/view
0 Response to "Menulis Karya Melalui Resensi"
Posting Komentar